Fakta Teknologi Robot Masa Sekarang
Mungkin untuk sekarang ini robot sudah menjadi salah satu fungsional yang diaplikasikan oleh manusia dalam kehidupannya. Apalagi yang terjadi di negara-negara maju untuk sekarang ini. Melainkan, yang dibicarakan disini bukan robot main-mainan yang dimainkan adek kita rumah yahh. Ini robot multifungsional yang menyerupai manusia dan juga bisa bekerja.
Memberdayakan Robot untuk Perilaku Etis
Di Inggris sudah mengoptimalkan sebuah konsep yang disebut pemberdayaan robot untuk membantu dan melayani manusia bekerja secara aman dan tepat sasaran. Robot sudah menjadi umum ditempatkan di rumah dan daerah kerja. Robot juga semestinya banyak berinteraksi dengan manusia dalam keadaan yang tidak bisa di prediksi. Misalnya, kendaraan beroda empat self-driving perlu menjaganya agar tetap aman dan melindungi dari kerusakan.
Robot yang berfungsi untuk merawat manusia perlu meyesuaikan keadaan rumit dan tanggapan kebutuhan pemiliknya. Baru-baru ini Stephen Hawking sudah memperingatkan seputar potensi bahaya kecerdasan buatan yang sudah menicu diskusi publik. Pendapat publik tampaknya antusiasme untuk kemajuan dan mengecilkan risiko dan rasa takut. Melainkan, konsep joker123 casino indonesia mesin cerdas yang mangamuk dan menyalakan pencipta manusia bukanlah hal yang baru.
Ada tiga hukum robotik yang membatasi bagaimana robot semestinya berinteraksi dengan manusia. Sederhanya adalah undang-undang yang menyatakan bahwa robot tidak berhaya dan tidak akan melukai manusia. Tertib ini bertujuan untuk mamastikan bahwa robot akan mematuhi perintah dari manusia dan melindungi eksistensinya sendiri yang paling penting ini tidak berbahaya manusia.
Undang-undang hal yang demikian bermaksud baik, melainkan ini kadang menjadi salah tafsir, khususnya sebab robot situs judi bola online terpercaya tidak memahami bahasa manusia yang bernuansa dan bermakna ganda. Hakekatnya, cerita ini penuh dengan figur dimana robot salah menafsirkan semangat hukum dengan konsekuensi tragis. Salah satu masalahnya adalah konsep “harm” ini sulit untuk di jelaskan dengan terang ke robot.
Sekiranya robot tidak mengerti “bahaya”, bagaimana mereka menghindari penyebabnya? Ini menyadari bahwa bisa diaplikasikan dengan perspektif yang berbeda untuk menciptakan perilaku robot “baik” yang sesuai dengan hukum. Konsep yang dioptimalkan tim ini disebut pemberdayaan.
Membuat sebuah mesin memahami pertanyaan etis yang rumit. Regu itu didasarkan pada robot yang senantiasa untuk tetap membuka opsi mereka. “Pemberdayaan berarti berada dalam keadaan dimana anda daftar joker123 casino memiliki dampak potensial terbesar dalam dunia yang bisa disaksikan”.
Jadi, untuk robot sederhana, ini mungkin akan kembali dalam membangkitkan daya listriknya agar tidak terjadi kemacetan yang membatasi pergerakan. Untuk robot futuristik yang tidak cuma meliputi gerakan, melainkan menggabungkan pelbagai parameter, sehingga menciptakan drive yang lebih mirip dengan manusia. Tak matematis mengode konsep pemberdayaan, sehingga diadopsi oleh robot. Sementara para periset awalnya mengoptimalkan konsep pemberdayaan pada tahun 2005.
Untuk memperluas konsep hal yang demikian sehingga robot juga berusaha untuk mempertahankan pemberdayaan manusia. Mereka berharap robot memandang dunia via mata manusia yang berinteraksi dengannya. Menjaga keamanan manusia terdiri dari robot yang berbuat untuk meningkatkan manusia sendiri.
Dalam keadaan yang berbahaya, robot hal yang demikian akan berusaha menjaga agar manusia tetap hidup dan terbebas dari cedera. Tertib berharap dilindungi secara opresif oleh robot, untuk meminimalkan kemungkinan bahaya yang tinggal di dunia dimana robot mempertahankan pemberdayaan.
Konsep Pemberdayaan altruistik ini bisa memberi daya pada robot yang mematuhi semangat tiga undang-undang Asimov, dari tubuh bergerak sendiri, sampai kepala kepala robot. Pada alhasil, Pemberdayaan bisa menjadi komponen penting dari keseluruhan perilaku etis robot.
Sebagai Tertib Robotika
Keunikan robot yang lebih besar menciptakan kebutuhan akan panduan generik untuk perilaku robot. Kami kurang fokus pada bagaimana robot bisa mencapai tujuan yang sudah diatur secara teknis dan lebih pada apa yang semestinya lakukan di daerah pertama. Tertib, kami tertarik pada pertanyaan bagaimana heuristik semestinya kelihatan, yang memotivasi perilaku robot dalam berinteraksi dengan agen manusia.
Dengan membuat proposal operasional yang konkret mengenai bagaimana konsep pemberdayaan teori kabar bisa diaplikasikan sebagai heuristik generik untuk mengukur konsep, seperti pelestarian diri, perlindungan pasangan manusia dan merespons tindakan manusia.
Untuk menentukan konsep inti dengan tujuan yang sama seperti Tiga Tertib Robotika Asimov dalam sebuah operasi cara. Sekiranya penting, rute joker388 slot online android ini tidak bertumpu pada kewajiban untuk membangun pemahaman verbalisasi secara eksplisit seputar bahasa dan konvensi manusia di robot.
Karenanya itu, ia menggabungkan kemampuan untuk menentukan pelbagai keadaan dan ragam perwujudan robot yang pelbagai.
Mengkontrol Perkembangan Otak Robot
Seiring dengan perkembangan robot yang semakin cepat dalam tren, para periset mengesankan kebutuhan untuk membuat panduan dalam membantu menentukan interaksi mesin otak yang aman dan berguna. Ini membuat langkah baru untuk menentukan perangkat yang dikontrol otak dengan manfaat yang aman.
Sebagai robot yang dikontrol otak memasuki kehidupan sehari-hari, menyatakan bahwa sekaranglah saatnya untuk mengambil tindakan dan menerapkan petunjuk yang menjamin pengaplikasian interaksi seketika otak mesin yang aman dan berguna.
Akuntabilitas, tanggung jawab, privasi dan keamanan menjadi kunci dikala menentukan dimensi adab dari bidang yang baru timbul ini. Sekiranya robot semi otonom tidak memiliki mekanisme kontrol atau penggantian yang andal, seseorang mungkin dianggap lalai. Meski diusulkan agar tiap cara semi otonom semestinya meliputi bentuk kontrol veto, pemberhentian darurat untuk membantu mengatasi sebagian kelemahan inheren interaksi otak-mesin seketika.
Profesor John Donoghue, Direktur Tutorial Wyss untuk Bio dan Neuroengineering di Jenewa, Swiss mengatakan: “Kemampuan masih belum sepenuhnya mengerti bagaimana otak bekerja, kita bergerak lebih dekat untuk bisa dengan mudah mengatasi kode sinyal otak tertentu.
Ini tidak memuaskan diri seputar apa artinya bagi masyarakat. Kita semestinya menentukan dengan hati-hati konsekuensi dari mesin yang dikontrol otak semi-cerdas dan mekanisme untuk menjamin keamanan dan pengaplikasian etis mereka. ”
Melindungi data biologis yang dicatat oleh antarmuka otak-mesin (BMI) adalah area perhatian lainnya. Solusi keamanan semestinya meliputi enkripsi data, penyembunyian kabar dan keamanan jaringan. Melainkan untuk perlindungan data pasien ini berbeda di tiap negara dan mungkin tidak berlaku secara ketat untuk penelitian laboratorium manusia umum.
“Perlindungan data neuron sensitif dari orang-orang dengan kelumpuhan lengkap yang menerapkan BMI sebagai satu-satunya alat komunikasi mereka, sungguh-sungguh penting. Kalibrasi yang berhasil untuk BMI mereka bertumpu pada tanggapan otak kepada pertanyaan pribadi yang diberikan oleh keluarga. Proteksi data yang ketat semestinya diaplikasikan pada semua orang yang terlibat, termasuk melindungi kabar pribadi yang diajukan dalam pertanyaan serta perlindungan data neuron untuk menentukan perangkat berfungsi dengan benar. ”
Kemungkinan ‘brainjacking’ manipulasi implan otak yang berbahaya adalah pertimbangan serius. Sementara cara BMI mengembalikan gerakan atau komunikasi kepada orang lumpuh pada awalnya tidak kelihatan sebagai target yang menarik, ini bisa bertumpu pada status pengguna, mungkin berisiko tinggi terkena serangan jahat dikala pembacaan otak.
Dimensi Etis Neuroprostetis
Robot prostetik yang dikontrol otak bisa mengembalikan kesibukan mandiri kehidupan sehari-hari kepada orang lumpuh dalam kehidupan sehari-hari. Mengembangkan yang diperoleh kembali untuk membatasi secangkir kopi, menyerahkan kartu kredit, atau menandatangani dokumen dengan pena. Meningkatkan independensi dan penentuan nasib sendiri orang-orang lumpuh.
Melainkan, mengenalkan perangkat yang dikontrol via antarmuka otak-mesin (BMI) ke lingkungan sehari-hari, mungkin meningkatkan kemampuan orang-orang yang berbadan sehat untuk berinteraksi dengan perangkat komputerisasi, menimbulkan sejumlah tantangan adab dan sosial di bidang otonomi, tanggung jawab dan akuntabilitas.
Sistem cara penjepitan AI dengan tangan robot yang bisa belajar memahami dan memindahkan benda-benda asing seperti buah, piring dan boneka binatang tanpa merusaknya.
Cluster of Excellence CITEC menghadirkan sebuah cara baru yang mempelajari bagaimana cara memahami obyek. Periset di Universitas Bielefeld sudah mengoptimalkan cara tangan robot yang secara otonom membiasakan diri dengan benda-benda baru.
Teladan baru ini bekerja tanpa mengenal karakteristik benda, seperti potongan buah atau alat. Ini dioptimalkan sebagai komponen dari proyek penelitian skala besar Famula di Cluster of Excellence Cognitive Interaction Technology (CITEC) dari Bielefeld University.
Pengetahuan yang diperoleh dari proyek ini bisa berkontribusi pada robot layanan masa depan, semisal, mampu beradaptasi secara mandiri untuk bekerja di rumah tangga baru. CITEC sudah menginvestasikan sekitar satu juta Euro di Famula.
Periset di Universitas Bielefeld sudah mengoptimalkan cara pembelajaran cara tangan robot. Regu ini mampu secara otonom mengakrabkan diri dengan obyek yang tidak dikenal. Teladan yang disebut “Famula” bekerja tanpa mengenal karakteristik spesifik benda seperti potongan buah atau alat khususnya dahulu. Pengetahuan yang diwujudkan dalam proyek ini bisa berkontribusi untuk memungkinkan robot layanan masa depan dikenali secara otonom di lingkungan rumah tangga baru.
Para peneliti CITEC sedang mengerjakan sebuah robot dengan dua tangan yang didasarkan pada tangan manusia dari sisi bentuk maupun mobilitas. Otak robot untuk tangan ini semestinya belajar bagaimana untuk menangkap benda hal yang demikian.
Manusia sebagai Sistem
Pisang bisa dikontrol dan sebuah daftar game ikan online tombol bisa ditekan. Teladan belajar mengenali kemungkinan seperti karakteristik dan membangun figur untuk berinteraksi dan mengidentifikasi kembali obyek.
Untuk mencapai hal ini, proyek interdisipliner menyatukan kerja di bidang kecerdasan buatan dengan penelitian dari disiplin lain. Menyelidiki karakteristik peserta penelitian yang dianggap signifikan dalam tindakan menggenggam. Kita manusia kebanyakan mengandalkan bentuk dan ukuran dikala kita membedakan obyek. “Meski ini, kita mengenal bagaimana orang meraba suatu obyek dan strategi mana yang lebih menyenangi diaplikasikan untuk mengidentifikasi karakteristiknya”.
Teladan Menempatkan Sendiri di Posisi “Mentor”
Teladan untuk mendapatkan keakraban dengan obyek baru, tangan robot menampilkan bagaimana cara menikmati di sekelilingnya dan bereaksi kepada perintah dari manusia. Kemampuan tangan robot cukup kuat untuk menghancurkan apel, mereka melepaskan daya mereka untuk pegangan sentuhan halus yang juga tidak akan merusak benda-benda. Regu ini dimungkinkan dengan mengaitkan sensor sentuhan yang dioptimalkan di CITEC dengan perangkat lunak cerdas.
“Untuk memahami benda mana yang semestinya mereka gunakan, tangan robot semestinya bisa menafsirkan dengan gerakan tubuh. “Dan mereka juga semestinya bisa menempatkan diri mereka pada posisi manusia pada diri sendiri. Timnya tidak cuma bertanggung jawab atas kemampuan bahasa cara: mereka juga memberi cara itu untuk sebuah wajah. Dari salah satu monitor, Flobi mencontoh gerakan tangan dan bereaksi kepada perintah para peneliti.
Flobi adalah kepala robot bergaya, yang melengkapi bahasa dan tindakan robot dengan ekspresi wajah. Sebagai komponen dari cara Famula, versi virtual robot Flobi dikala ini sedang diaplikasikan.
Memahami Interaksi Manusia
penelitian dasar yang bisa berguna bagi robot pembelajaran mandiri di masa depan baik di industri maupun rumahan. Kami berharap benar-benar mengerti bagaimana kita belajar untuk ‘memahami’ lingkungan kita dengan tangan kita. Robot memungkinkan kita untuk menguji inovasi kita dalam kenyataan dan untuk secara ketat mengekspos kesenjangan dalam pemahaman kita.